Rabu, 12 Mei 2010

High Position VS High Income


Setiap orang memiliki cita-cita masing-masing. Ada orang yang ingin menjadi pengusaha sukses dan terkenal, ada juga orang yang memilih profesi yang mampu menolong orang, seperti: dokter, guru, dan ahli-ahli lainnya. Ada pula orang yang memilih profesi yang sesuai hobinya, misalnya menjadi seorang guru ballet, penari, penyanyi dan lain sebagainya. Itu sebenarnya tergantung dari masing-masing individu.

Nah, ketika kita berada dalam posisi sebagai karyawan, dan dihadapkan kepada pilihan antara ingin menjadi orang yang mempunyai pendapatan berlebih, namun profesi kita tidak terlalu populer. Atau mempunyai posisi yang jauh lebih tinggi, manager misalnya, namun gaji kita tidak sesuai atau boleh dikatakan lebih rendah dari profesi yang tidak populer tadi. Manakah yang akan Anda pilih?

Sebagai manusia biasa, wajar-wajar saja jikalau kita ingin memiliki keduanya, posisi yang tinggi serta gaji yang besar pula. Namun kalau disuruh untuk memilih, apa yang akan Anda pilih?
Gaji yang besar dengan profesi yang tidak populer, contohnya seperti apa sih?? Kebanyakan orang akan mengatakan kalau gajinya besar, profesinya tentu populer dong. Posisi tinggi namun gaji tidak terlalu besar, apa ada profesi kayak begitu??

Untuk opsi pertama, kita bisa mengambil contoh, pemulung sampah. Hah? Emangnya pemulung sampah bisa mendapatkan gaji yang besar?? Ini fakta, jika Anda tidak percaya, Anda boleh mencobanya. Tapi, yah Anda harus pandai-pandai bernegosiasi. Jika bisa kita langsung menjual barang bekas atau sampah-sampah tersebut kepada orang yang mau membeli secara langsung. Saya pernah mencobanya. Mengumpulkan karton-karton bekas pakai di rumah, buku-buku bekas, kaleng bekas, Aqua cup, bahkan bungkusan snack yang kita makan itu bisa dijual kembali. Dan harga jual kepada end buyer itu jauh lebih mahal. Biasanya sekitar Rp 1000/ kg untuk ukuran plastik bekas yang masih ada tanda mereknya. Namun, untuk ukuran kaleng, karton dan plastik polos (biasanya untuk bungkus es batu), itu bisa dijual diatas Rp 1000,-/ kg nya. Untuk kertas-kertas biasa dan buku-buku bekas, harganya biasanya dibawah Rp 1000,-/ kg. Nah, kalau dihitung-hitung sampah atau barang bekas yang saya kumpulkan dari rumah selama sebulan bisa dijual paling sedikit Rp 100.000,- dalam satu hari. Nah, kalau misalnya kita mengumpulkan barang-barang bekas di sekitar perumahan kita, tetangga maupun kerabat dekat, tentu kita bisa mendapatkan lebih banyak uang. Andaikan sehari kita bisa menghasilkan paling sedikit Rp 50.000,- berarti dalam sebulan kita sudah bisa menghasilkan Rp 1.500.000,- tanpa modal. Gaji yang cukup menggiurkan untuk kalangan remaja yang baru lulus SMA dan tidak mempunyai skill apa-apa. Dibandingkan jika kita pertama bekerja di sebuah perusahaan (untuk tamatan SMA) mungkin gaji yang bisa kita dapatkan hanya Rp 1.200.000,- per bulan nya. Namun, apakah kita mau dengan muka tebal melakukan pekerjaan ini. Mungkin Anda akan berpikir, “Apa kata dunia kalau Aku jadi pemulung sampah?” Tapi pada kenyataan Anda mungkin bisa mendapatkan penghasilan yang lebih besar daripada kerja di perusahaan.
Ini hanya salah satu contoh. Sebenarnya masih ada contoh lain yang merupakan pengalaman saya. Sejak SMP kelas 3, saya sudah mengajar les privat bahasa inggris di sebuah learning center. Pada saat itu, orang tua sangat bangga kepada saya, karena di usia yang masih sangat muda, saya telah berpenghasilan walaupun hanya kerja part-time. Setelah lulus SMA, saya berpikir untuk mencari pekerjaan lain. Saya pun mencoba melamar ke sebuah biro perjalanan sebagai seorang asisten akuntan. Tidak berapa lama, karena kuliah saya sudah mulai dan diluar dugaan saya, ternyata banyak kegiatan yang harus diikuti di perkuliahan, jadi saya memutuskan untuk berhenti bekerja. Kemudian saya melamar pekerjaan sebagai guru bahasa inggris lagi di learning center yang lain. Sebenarnya menjadi seorang guru adalah profesi yang mulia, namun jika itu tidak sesuai dengan apa yang ingin kita capai, rasanya itu seperti beban. Saya memutuskan untuk kembali menjadi guru lantaran waktu saya bisa dibagi dengan mudah dan seperti yang kita ketahui menjadi guru privat seperti itu biasa dibayar per jam. Bayarannya pun boleh dibilang lumayan. Akan tetapi, ketika kerabat kita menanyakan, “Kamu sekarang kerja apa?”, kita pun menjawab, “Masih jadi guru.” Kerabat pun dengan indikat baik menawarkan agar kita bekerja di perusahaan A, B dan C. Yah, mungkin menurut mereka menjadi seorang guru adalah profesi yang sangat tidak mendukung untuk berkembang dan dari diri saya sebenarnya saya menganggap ini hanyalah sebuah pekerjaan sampingan.
Ini adalah beberapa contoh pekerjaan dimana kita bisa berpenghasilan besar namun profesi yang kita tekuni itu tidak populer, bahkan dipandang sebelah mata.
Opsi kedua posisi yang tinggi dengan penghasilan yang lebih kecil. Adakah pekerjaan seperti itu? Yah, kita bisa melihat dimana perusahaan yang mempekerjakan para manager dengan gaji yang boleh dibilang cukup namun tidak terlalu menggiurkan apalagi dengan beban pekerjaan yang begitu banyak. Satu contoh, ini adalah pengalaman pribadi saya.

Saya mengajar di les bahasa inggris dan gaji untuk guru-guru disana boleh dibilang lumayan besar. Bahkan ada yang mengatakan pembayaran tertinggi untuk seorang guru adalah tempat dimana saya mengajar. Ada teman saya yang mengajar disana dan mendapat posisi dimana ia yang mengatur jadwal para guru. Gaji yang didapatkan untuk seorang lulusan SMA seperti dirinya boleh dibilang besar dengan posisi yang lumayan. Namun menurut seorang guru senior, dia mengatakan bahwa gajinya tidaklah tinggi untuk posisi seperti itu. Bahkan dia yang mengajar disana untuk setengah hari saja, gajinya lebih tinggi.

Sebenarnya semua ini tergantung dari diri kita masing-masing. Tidak peduli gaji tinggi ataupun posisi tinggi, yang terpenting adalah pribadi kita dan bagaimana kita menjalani karir kita masing-masing. Jadi, semuanya terserah kepada Anda sendiri, mau gaji tinggi atau posisi tinggi??






0 komentar:

Posting Komentar